Diagram Blok Siskom |
Gambar diatas adalah sebuah blok diagram sistem komunikasi yang menunjukkan tahap tahap bagaimana informasi dikirimkan sampai ke si penerima.
1. Baseband
Baseband adalah suatu tipe kanal frekuensi dimana transmisi data
dilakukan hanya pada satu kanal saja. Nilai frekuensi baseband yang
mengandung sinyal informasi memiliki frekuensi sangat rendah (hampir
mendekati nol Hertz). Tetapi dari sinilah sinyal informasi dalam blok
komunikasi dimulai. Ketika masih dalam frekuensi baseband sendiri,
sinyal informasi mengalami berbagai macam perlakuan, antara lain Konversi, Error Control, dan Pengkodean Sinyal.
Proses pertama dalam sinyal baseband adalah Konversi. Konversi yang dimaksud dalam baseband adalah konversi sinyal dari analog ke digital. Bermacam-macam sinyal didunia ini memang kebanyakan analog, tetapi
perangkat/device yang digunakan manusia tidak bisa mengolah sinyal dalam
bentuk kontinu, melainkan masih bekerja dalam domain diskrit.
Oleh karena itu diperlukan konversi dari bentuk sinyal kontinu (analog)
kedalam bentuk diskrit (digital).
Proses kedua dalam sinyal baseband adalah Error Control. Nah,
setelah diubah kedalam bentuk sinyal digital, sinyal informasi baseband
akan mengalami proses error control. Proses error control disini
dilakukan dengan penambahan bit-bit bernama parity. Fungsi
parity disini nanti akan digunakan pada penerima, dimana bit-bit
informasi akan dicek kebenarannya melalui bit parity ini, yang kemudian
akan mengoreksi bit bit yang salah.
Proses terakhir dari sinyal baseband adalah proses Line Coding.
Line coding adalah suatu proses transmisi sinyal diskrit, dimana
deretan bit-bit digital tersebut akan direpresentasikan kedalam bentuk
sinyal dalam domain waktu dan amplituda.
2. Modulator dan Demodulator
Tahap selanjutnya dari blok sistem komunikasi adalah proses modulasi.
Proses modulasi adalah proses penumpangan sinyal. Dalam proses modulasi,
penumpangan sinyal dilakukan oleh sinyal carrier. Modulasi secara garis
besar dilakukan dengan 3 cara, yaitu proses penumpangan dengan melalui
amplitudo, frekuesi, dan fasa. Proses modulasi sendiri terdiri dari 2
jenis, yaitu modulasi analog (AM, FM, PM) dan modulasi digital (ASK, PSK,
dan FSK).
- Modulasi Analog
Dalam modulasi analog, sinyal informasi ditumpangkan kedalam sinyal
analog carrier. Proses modulasi dapat dianalogikan dengan sinyal
informasi sebagai penumpang, dan sinyal carrier sebagai transportasi
pembawa yang berfungsi mengantarkan penumpang sampai ke tujuan. Modulasi
analog dibagi menjadi3 macam berdasarkan respon yang digunakan sinyal
carrier untuk menumpangkan sinyal informasi yaitu amplitudo modulation (AM), frequency modulation (FM), dan phasa modulation (PM).
Modulasi analog sering digunakan dalam komunikasi televisi, radio, dll.
- Modulasi Digital
Dalam modulasi digital, sinyal informasi dalam bentuk bit-bit
direpresentasikan kedalam bentuk sinyal analog tertentu. Bit-bit yang
direpresentasikan bisa dalam jumlah 1 bit (biner) atau pun lebih yang
dikelompokkan kedalam bentuk simbol (1,0 atau 00,01,11,10,dll).
Representasi simbol tersebut dilakukan dalam 3 bentuk, representasi yang
dibedakan berdasarkan amplitudo atau sering disebut juga Amplitudo Shift Keying (ASK), frekuensi sering disebut Frequency Shift Keying (FSK), dan fasa atau sering disebut juga Phase Shift Keying (PSK).
Tentunya selain proses modulasi dipengirim, perlu dilakukan juga proses
pembalikan di penerima, dimana sinyal informasi yang ditumpangkan atau
direpresentasikan kedalam sinyal carrier dikembalikan lagi kedalam
bentuk sinyal baseband. Proses tersebut disebut sebagai proses
demodulasi.
3. Up Converter dan Down Converter
Tahap selanjutnya dari sistem komunikasi adalah blok up converter dan down converter.
Up converter disisi pengirim digunakan untuk meningkatkan sinyal dari
frekuensi modulasi kedalam frekuensi yang lebih besar untuk
ditransmisikan (frekuensi radio). Nah, sekarang yang perlu ditanyakan, kenapa harus menggunakan frekuensi
radio? Kenapa sinyal tidak ditransmisikan langsung kepada penerima
setelah melewati blok modulator? Hal ini berhubungan dengan blok
terakhir dari sistem komunikasi ini yaitu antena. Pada umumnya, ukuran
suatu antena berbanding terbalik dengan jenis frekuensi yang digunakan.
Bisa dibayangkan jika sinyal dikirimkan saat masih dalam bentuk intermediate frequency (frekuensi keluaran modulator setelah diberi sinyal carrier) yang
besarnya hanya sekitar 70-250Mhz pada komunikasi terestrial, berapa besar
ukuran antena handphone yang harus digunakan.
Blok selanjutnya di penerima sebelum sinyal diolah oleh demodulator adalah down converter.
Fungsi down converter adalah membalikan sinyal dari frekuensi radio
kembali menjadi frekuensi intermediate yang akan diolah oleh blok
demodulator. Tentunya sinyal termodulasi tersebut masih memiliki
komponen sinyal carrier, karena proses pemisahan sinyal carrier dengan
sinyal informasi dilakukan pada blok demodulator.
4. Amplifier dan Low Noise Amplifier
Amplifier atau yang disebut penguat adalah perangkat sistem komunikasi
yang digunakan untuk menguatkan sinyal radio frekuensi sebelum
dipancarkan oleh antena. Kinerja bagus tidaknya suatu amplifier dilihat
berdasarkan parameter berikut:
- Gain
Gain suatu amplifier merupakan perbandingan antara daya output yang
dikerluarkan oleh amplifier setelah dikuatkan dengan daya masukan sinyal
kedalam amplifier.
- Bandwidth
- Effisiensi
- Linearitas
Blok pada penerima yang berfungsi menyerupai amplifier adalah Low Noise Amplifier. Pada LNA, sinyal informasi yang sudah melemah ketika diterima oleh antena dikuatkan kembali dan efek noise pada sinyal tersebut dikurangi oleh gain LNA itu sendiri. Walaupun pada kenyataannya setiap perangkat menyumbangkan noise pada sinya informasi, akan tetapi sangat penting dalam suatu LNA untuk menguatkan daya sinyal yang diinginkan, dengan memberikan noise dan distorsi seminimal mungkin agar tidak merusak sinyal informasi yang dikirimkan.
5. Antena
Parameter terakhir dari blok siskom adalah antena. Secara definisi antena adalah suatu transformator gelombang dari
gelombang terbimbing dalam medium kabel, kedalam medium tak terbimbing
seperti medium udara, atau ruang bebas dan sebaliknya. Dengan kata lain,
dengan menggunakan antena, sinyal informasi akan dikirimkan secara
nirkabel melalui medium udara menuju ke penerima. Yang nantinya sinyal
informasi tersebut akan mengalami berbagai macam perlakuan dalam medium
udara seperti pemantulan, peredaman dll.